Moody Knowledge Management

Di dalam manajemen pengetahuan, menulis adalah salah satu metode untuk mengeksternalisasi pengetahuan tasit, yang tersimpan di dalam kepala, menjadi pengetahuan eksplisit, yang tertuang di dalam sebuah dokumen, agar dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Tahap eksternalisasi ini penting karena jika tidak dilakukan, maka perputaran spiral pengetahuan akan berhenti, dan secara otomatis pengetahuan juga akan rehat dari perkembangan.

Melakukan eksternalisasi pengetahuan adalah perkara yang gampang-gampang-susah. Biasanya, setiap individu memiliki alasannya sendiri-sendiri untuk perkara “gampang atau susah” tersebut. Untuk individu moody, jadi gampang kalau mood sedang baik dan susah kalau mood sedang jelek. Dan mood kedua inilah yang sedang melanda, sehingga otak serasa beku ketika memaksa diri menulis, seperti sekarang.

Pengaruh mood yang besar terhadap spiral pengetahuan ini kemudian membawa disiplin ilmu manajemen pengetahuan mendekat pada disiplin ilmu psikologi. Psikologi bertugas memberi solusi atas kebuntuan berpikir yang disebabkan oleh buruknyamood. Sedangkan manajemen pengetahuan bertugas mendokumentasikan solusi-solusi psikologis yang diberikan beserta efek-efek samping yang ditimbulkan, untuk kemudian diumpanbalikkan lagi pada psikologi agar dapat memberi solusi yang lebih baik di waktu mendatang.

Biasanya, kalau bertanya pada para psikolog mengenai hal ini, maka mereka akan menanyakan sumber mood jelek tersebut dan menyarankan untuk mengatasinya terlebih dahulu. Nah, sekarang bagaimana caranya untuk mengatasi jika tidak punya waktu? Waktunya diadakan? Tidak bisa. Kasus ini sangat ekstrim, sehingga tidak ada alokasi waktu sama sekali untuk menyelesaikan sumber mood jelek tersebut. Adakah jalan pintas?

sumber : http://satria.anandita.net/moody-knowledge-management.str

This entry was posted in Kasus. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *